Sabtu, 29 Maret 2014

tangisku pada-Mu



Sejak kecil hanya berpangku pada satu tangan
Tak pernah ku buka kedua tanganku untuk memberi tempat bagi mereka yang ada di sekitarku

Sejak aku mulai mengenal dunia
Hanya ada sattu dunia dalam hidupku
Tidak, aku tak memiliki satu duniapun disini
Ketika ku berhadapan dengan dunia baru yang tepat di depan mataku
Tak mampu kakiku untuk melangkah memasuki dunia itu
Duniamu sudah di pelupuk mataku, tapi aku tak bisa

Duniaku bukan dunia mereka

Aku sudah terbiasa dengan situasi seperti ini
Dalam air ku berenang namun mereka berenang dalam kolam susu yang menggiurkan
Bagi siapapun yang melihatnya, termasuk aku

Namun semua ini hanya akan jadi tulisan yang membingungkan bagi siapapun yang membacanya
Tak seorangpun akan memahami diriku
Aku sendiri dan tuhanku yang maha mengetahuilah yang akan mampu memahami dan
mengerti apa yang terjadi sesungguhnya

tak ada yang berhak dan bisa ku salahkan atas semua ini
semua ini kehendakmu ya Allah
dan hanya engkaulah yang mengetahui segala hikmah di balik semua ini
aku hambamu hanya mampu tuk berdoa untuk kebaikanku, dan mereka

Kamis, 27 Maret 2014

senja

ingatlah sahabat meski senja menyapa
kita masih punya hari esok
mentari kan tetap berotasi
begitupun suasana hati,
namun arti dirimu
kan selalu tersimpan
hingga benar-benar alam ini tak ada lagi
cobalah tersenyum diatas badai
cobalah bersabar diatas kebahagiaan yang allah berikan
dan satu harapan semoga allah masih bisa berada disisi kita
keep smile...:)

Senin, 24 Maret 2014

Hampa



Luar biasa indah alam ini dengan beribu hiasan tak terhingga
Begitu luas cakrawala menguasai dunia ini
Begitu kuat cengkraman tatapan kebahagiaan di jagat raya
Tak ada yang mampu menandingi semua yang terjadi

Hilang arah, itulah kata yang pas untuk sang pengembara ini
Tanpa tujuan, tanpa usaha, dan tanpa jalan
Hidupnya bagaikan matinya, hadirnya layaknya hilangnya
Ia berjalan kian kemari dengan harapan kosong tak berarti

Sungguh ironis hidupnya kini
Dia yang dulu pernah merasakan indahnya kehidupan
Dulu dia pernah merasakan tulusnya sebuah kasih sayang
Pernah dia rasakan beratnya perjuangan
Sering ia rasakan nikmatnya kemenangan
Namun kini semua itu hanyalah khayalan baginya
Tiada bekas, tiada iba, tiada hasrat yang membara
Hampa, sepi, sunyi, dan tiada guna hidupnya kini

Rabu, 05 Maret 2014

Benang Vs Samurai



Sehelai benang ingin melawan tajamnya samurai
Tak sebanding dengan kemampuannya yang gemulai
Tiada daya baginya untuk melawan kekuatan samurai
Hanya omong besar dan sesumbar dari mulutnya yang tiada henti

Dalam fikirannya dia mengetahui betapa lemah dirinya
Betapa hinanya dia sehingga tak pantas di pandang
Namun tiada yang mampu ia lakukan selain bersandiwara
Ia berlagak bak sorang ahli pedang padahal ia hanyalah sehelai benang

Di ujung jalannya ia bersandar pada pohon rindang
Ia melamun menyesali setiap jejak langkahnya yang tiada arti
Sedikit demi sedikit ia bertekuk lemas diatas tanah lapang
Tenggelam, hilang, sunyi, dan sendiri