Kamis, 27 Juni 2013

Mawar Putih



Ku sadari bahwa sesungguhnya bukan aku yang telah terluka karna duri mawar
Bukan aku yang berdarah karena duri
Tapi Akulah yang mematahkan tangkai tegak mawar
akulah yang telah mematahkan duri

Aku hilangkan indah bunga cantik menawan
Tanpa ku sadari aku telah melakukan semua

Akulah manusia paling jahat yang pernah ada
Sekitarku memandangku sebagai orang yang baik hati
Namun,
Akulah penjahat kejam tingkat dunia
Tak mau membagi rasa berbagi perasaan dan hati

Kompas telah hilang dari genggaman
Tongkat q telah rapuh di makan waktu
Aku tak ubahnya seperti kapas yang di terpa angin
Kesana-kemari tanpa ada arah yang menentu


Mawar Patah



Ku sadari bahwa sesungguhnya bukan aku yang telah terluka karna duri mawar
Bukan aku yang berdarah karena duri
Tapi Akulah yang mematahkan tangkai tegak mawar
akulah yang telah mematahkan duri

Aku hilangkan indah bunga cantik menawan
Tanpa ku sadari aku telah melakukan semua

Akulah manusia paling jahat yang pernah ada
Sekitarku memandangku sebagai orang yang baik hati
Namun,
Akulah penjahat kejam tingkat dunia
Tak mau membagi rasa berbagi perasaan dan hati

Kompas telah hilang dari genggaman
Tongkat q telah rapuh di makan waktu
Aku tak ubahnya seperti kapas yang di terpa angin
Kesana-kemari tanpa ada arah yang menentu


Jumat, 21 Juni 2013

Indahnya kelopak Mawar

Ada ibu yang selalu mendoakanku di setiap sujudnya
Ada teman yang selalu menanyaiku setiap saat apakah aku sudah makan atau belum
Ada sahabat yang mau temaniku di saat ku sendiri
Ada kerabat yang rela berkorban demi aku

Banyak orang yang memperhatikan aku
Banyak orang yang membangunkanku setiap pagi dengan sms mereka
Banyak orang yang akan meluangkan waktunya untuk bersamaku
Banyak saudaraku yang mampu menjagaku di saat ku terlena

lalu,
Apa guna sang mawar yang ada dalam genggaman
Apa guna sang mawar yang hanya buatmu bersedih
Apa guna mawar yang selalu buatmu marah
Apa guna mawar yang buatmu celaka

Mawar itu merubah segalanya,
Senang jadi susah,
Gembira jadi sedih
Ceria jadi murung
Teriak jadi bungkam
Senyum jadi cemberut

Kadangkala mawar itu juga membalikkan segalanya,
Sepi jadi ramai
Sendiri jadi berteman
Luang menjadi sempit

Mungkin saatnya mawar ini aku letakkan pada vasnya
Tanpa ku ganggu hidupnya
Aku enggan merusak batang dan kelopak cantiknya
Maka harus ku tinggalkan mawar itu dalam vasnya

Jika ku terus membawanya maka kelopaknya akan gugur sedikit demi sedikit
Cepat atau lambat ia kan rusak oleh tangan jahat ku
Aku inin mencegah hal itu terjadi
Biarlah kelopak indah, tangkai yang tegak tetap bersamanya dan terjaga
Sampai saat tiba waktunya untuk seseorang memilikinya

Fitrahmu

Saat siang d anggap malam
Saat mentari di anggap rembulan
Saat hitam menjadi putih
Saat kemuliaan di remehkan

bunga tak mau mekar kembali
Burung tak lagi berkicau di pagi hari
Tiang penegak tak lagi berdiri tegak
teriakan anak kecil memecah keheningan

kembali tuk menata lebih baik,
menyusun yang telah berserakan
Membenahi yang telah rusak dan
menanam serta menumbuhkan kesadaraan

pintu masih maaf-Nya terbuka
Nafasmu masih panjang
Mulutmu masih mampu berucap
Badanmu masih kuasa tuk berjuang

kembalilah pada Fitrahmu,
kembali pada putih, kembali pada Haq.....
kembalilah,,,!!
sadarlah.......!!

Rabu, 19 Juni 2013

tibalah waktunya


Saat ini aku menggenggam mawar
Saat ini aku menggengam mutiara
Namun dalam hati aku menampik semua
Dalam relungku mengalir kehancuran

Sekejab aku memejamkan mata
Merasakan btapa indah mutiara dalam genggaman ku ini
Merasakan betapa harumnya mawar dalam genggaman ku ini

Namun saat ku buka mata
aku sadari………
 kemilau mutiara, Semerbak mawar
tenggelam dalam lumpur tertimbun dan perlahan menghilang
mawar itu muncul lagi menampakkan indahnya
sekian kalinya aku menikmati indahnya

namun ku tampik dia
terlalu lama aku pendam rasa tuk pergi
aku tak mau ikut tenggelam bersama lumpur
aku ingin berenang di lautan
bersama jutaan ikan yang bersemangat menyambut harinya
aku ingin terbang di udara bebas
terbang bersama burung-burung yang riang bernyanyi

begitu mudah mawar menampakkan durinya
sering kali menyakitiku dengan durinya tanpa ia sadari
namun, betapa sulitbagiku untuk mematahkan duri yang menyakitkan itu
tanpa mematahkan duri dan batangnya

aku tak mampu
aku tak berdaya
namun aku selalu berusaha hilangkan duri itu
tanpa merusak mawar itu

bukan karena ia tak harum,
bukan karena tak lagi merekah,
bukan karena ada mawar yang lebih segar,
juga bukan karena ada bunga lain yang lebih indah dan wangi darinya

namun ada sejuta alasan yang aku sendiri tak tahu apa itu
hanya saja hatiku berkata letakkanlah mawar itu
kembalikan dia pada vasnya
jangan ganggu hidupnya

mungkin kini saatku berjalan terus ke depan
tanpa menoleh ke belakang dan berhenti sejenak tuk bersihkan lukaku.